Transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus menunjukkan pertumbuhan. Bank Indonesia (BI) mencatat nominal transaksi QRIS sepanjang Januari 2025 mencapai Rp80,88 triliun, dengan volume transaksi mencapai 790,79 juta kali.
Angka ini menunjukkan penggunaan QRIS yang semakin meluas di kalangan masyarakat Indonesia.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan data tersebut dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu (24/02). “QRIS pada Januari 2025 nominal transaksinya mencapai Rp80,88 triliun,” kata Ramdan.
Selain itu, jumlah merchant yang terdaftar menggunakan QRIS juga terus bertambah, mencapai 36,57 juta merchant pada Januari 2025.
Hal ini menunjukkan QRIS semakin diterima sebagai metode pembayaran yang praktis dan efisien, baik oleh konsumen maupun pelaku usaha.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam kesempatan terpisah, menyampaikan bahwa volume transaksi QRIS sepanjang Januari 2025 mengalami peningkatan signifikan sebesar 170,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
“Volume transaksi pembayaran digital melalui QR Indonesian Standard, QRIS, tetap tumbuh pesat sebesar 170,1 persen year on year didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” ujar Perry, seperti dikutip ANTARA.
Inovasi QRIS Tap
Untuk lebih meningkatkan kemudahan dan kecepatan transaksi, Bank Indonesia tengah mengembangkan inovasi terbaru, yaitu QRIS Tap.
Teknologi ini berbasis Near Field Communication (NFC) agar pengguna bisa melakukan pembayaran hanya dengan mendekatkan gawai yang memiliki fitur NFC ke mesin pembayaran, tanpa perlu lagi memindai barcode QRIS.
BI telah melakukan uji coba implementasi QRIS Tap pada moda transportasi Damri pada Desember 2024.
Rencananya, seluruh moda transportasi yang beroperasi di Jabodetabek akan secara bertahap terintegrasi dengan metode pembayaran baru ini.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan bahwa peluncuran QRIS Tap akan dipercepat dari rencana awal pada akhir triwulan I 2025 menjadi pertengahan Maret 2025.
“Kemarin kan kami katakan mungkin (QRIS Tap diluncurkan) di akhir triwulan I. Nah, ini nampaknya kami bisa percepat gitu,” ujarnya.
Peluncuran QRIS Tap juga akan dibarengi dengan kebijakan penurunan biaya Merchant Discount Rate (MDR) bagi merchant tertentu.
Biaya MDR untuk merchant kategori Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO) akan diturunkan dari 0,4 persen menjadi 0 persen. Kebijakan ini akan berlaku mulai 14 Maret 2025.
“Kebijakan skema harga QRIS untuk kriteria merchant Badan Layanan Umum dan Public Service Obligation dari 0,4 persen menjadi 0 persen akan berlaku mulai 14 Maret 2025, bersamaan dengan launching QRIS Tap,” kata Filianingsih.
Transaksi Digital Melalui Aplikasi Mobile dan Internet Juga Meningkat
Selain QRIS, transaksi digital melalui aplikasi mobile dan internet juga menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan volume transaksi keuangan digital melalui aplikasi mobile sepanjang Januari 2025 mencapai 1,82 miliar transaksi. Sementara itu, volume transaksi melalui kanal internet mencapai 202 juta transaksi.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan pertumbuhan volume transaksi kedua kanal tersebut (aplikasi mobile dan internet) berkontribusi terhadap pertumbuhan total volume transaksi pembayaran digital nasional, yang mencapai 3,5 miliar transaksi pada Januari 2025, atau tumbuh 35,3 persen (yoy).
“Volume transaksi aplikasi mobile tercatat 1.824 juta transaksi pada Januari 2025,” ujar Ramdan.
Pertumbuhan volume transaksi pada aplikasi mobile dan internet masing-masing sebesar 29,7% (yoy) dan 19,8% (yoy).
BI-FAST dan BI-RTGS
Selain layanan pembayaran ritel seperti QRIS, aplikasi mobile, dan internet, Bank Indonesia juga memiliki layanan BI-FAST dan BI-RTGS yang memproses transaksi dengan nilai berbeda.
Transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 338,5 juta transaksi, atau tumbuh 41,5 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp870,9 triliun pada Januari 2025.
Sementara itu, transaksi nilai besar yang diproses melalui BI-RTGS mengalami penurunan sebesar 9 persen (yoy) menjadi 799,3 ribu transaksi, dengan nilai Rp15.880 triliun.
Meskipun terjadi penurunan pada BI-RTGS, secara keseluruhan, kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital selama Januari 2025 tetap tumbuh dengan baik.
Pertumbuhan ini juga mencerminkan semakin tingginya tingkat digitalisasi dalam aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia.