Bank Indonesia (BI) terus berinovasi dalam sistem pembayaran digital. Setelah sukses dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang memudahkan transaksi dengan memindai kode QR, kini BI memperkenalkan QRIS Tap, sebuah terobosan baru pembayaran hanya dengan menempelkan smartphone ke mesin pembaca.
Peluncuran QRIS Tap dijadwalkan pada 14 Maret 2025, lebih cepat dari rencana awal pada akhir kuartal I 2025. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/02/2025).
“Kemarin kan kami katakan mungkin (QRIS Tap diluncurkan) di akhir Triwulan I. Nah, ini nampaknya kami bisa percepat gitu,” ujar Filianingsih, dikutip dari ANTARA (19/02/2025).
QRIS Tap memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC) yang mentransfer data nirkabel jarak dekat. Jadi, pengguna tidak perlu lagi membuka aplikasi, memilih menu QRIS, dan memindai kode QR.
Cukup aktifkan fitur NFC di smartphone, buka aplikasi pembayaran yang mendukung QRIS Tap, lalu tempelkan smartphone ke mesin pembaca di merchant.
“Jadi nanti tidak perlu lagi memindai, cukup melenggang, dekatkan saja HP-nya (ke mesin pembayaran), bisa langsung masuk (ke layanan transportasi), yang penting ada dananya (yang tersimpan dalam aplikasi pembayaran di HP),” jelas Filianingsih.
Transportasi Publik Jadi Prioritas, KRL Bisa Pakai QRIS Tap Mulai 14 Maret
Sektor transportasi publik menjadi prioritas utama implementasi QRIS Tap.
Pengguna commuter line (KRL) akan menjadi salah satu yang pertama merasakan kemudahan ini mulai 14 Maret 2025.
Nantinya, penumpang KRL cukup menempelkan smartphone mereka ke mesin pembaca di pintu masuk stasiun.
“Kita mulai dengan transportasi, MRT tinggal melenggang enggak usah susah-susah,” kata Filianingsih, dikutip dari CNA.
Selain KRL, MRT Jakarta juga akan mengadopsi teknologi ini. Secara bertahap, seluruh moda transportasi yang beroperasi di Jabodetabek ditargetkan dapat terintegrasi dengan QRIS Tap.
QRIS Tap dirancang untuk memberikan pengalaman pembayaran yang lebih cepat, efisien, dan aman. Kecepatan transaksi menjadi kunci, terutama di sektor transportasi dan jalan tol, di mana antrean panjang terjadi jika proses pembayaran memakan waktu lama.
Kepala Departemen Kebijakan Pembayaran BI, Dicky Kartikoyon, menjelaskan QRIS Tap tidak akan menggantikan QRIS konvensional (dengan pemindaian kode QR).
QRIS Tap akan menjadi pelengkap untuk kebutuhan spesifik yang memerlukan kecepatan transaksi, seperti transportasi dan tol.
“Yang paling efektif menggunakan tap itu yang membutuhkan kecepatan. Contoh tadi transportasi. Contoh kedua jalan tol. Tap jalan itu harus cepat, kalau nggak, bisa antre,” ucap Dicky.
QRIS Tap berbasis NFC telah mendapatkan dukungan dari industri yang tergabung dalam Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Ketua Umum ASPI, Santoso Liem, mengungkapkan pengguna perlu memperbarui aplikasi pembayaran mereka agar kompatibel dengan teknologi NFC. Saat ini, layanan QRIS Tap baru tersedia untuk perangkat Android dengan fitur NFC.
Sejumlah kerja sama telah dilakukan, termasuk antara Artajasa dengan BNI, Bank Permata, Dana, dan Gopay.
Penurunan MDR untuk Layanan Publik
Bersamaan dengan peluncuran QRIS Tap, BI juga mengumumkan penurunan Merchant Discount Rate (MDR) untuk merchant kategori Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO) dari 0,4 persen menjadi 0 persen.
Penurunan MDR ini berlaku mulai 14 Maret 2025.
MDR adalah biaya yang dikenakan kepada pemilik usaha atau merchant setiap kali dilakukan pembayaran nontunai, termasuk menggunakan QRIS.
Penurunan MDR ini berlaku untuk layanan rumah sakit, tempat wisata, pendidikan, pengelolaan dana pendidikan, pos, serta transportasi umum termasuk MRT, KRL, dan Damri.
“Kebijakan skema harga QRIS untuk kriteria merchant Badan Layanan Umum dan Public Service Obligation dari 0,4 persen menjadi 0 persen akan berlaku mulai 14 Maret 2025, bersamaan dengan launching QRIS Tap,” papar Filianingsih.
Target Pengguna QRIS dan Pertumbuhan Transaksi
BI menargetkan volume transaksi QRIS mencapai 6,5 miliar transaksi pada tahun 2025, dengan target 58 juta pengguna dan 40 juta merchant.
Hingga saat ini, pengguna QRIS telah mencapai 55,02 juta, melebihi target awal 55 juta. Volume transaksi juga mencapai 5,46 miliar, atau 218 persen dari target awal 2,5 miliar.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menuturkan volume transaksi ekonomi dan keuangan digital melalui QRIS meningkat 170,1 persen year on year (yoy) sepanjang Januari 2025.
“Volume transaksi pembayaran digital melalui QR Indonesian Standard, QRIS, tetap tumbuh pesat sebesar 170,1 persen year on year didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” pungkas Perry.