APPBI Dorong Transaksi Digital di Pusat Perbelanjaan untuk Efisiensi dan Keamanan

Transaksi-qris-tdc

Table of Contents

Trans Digital Cemerlang – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) bersama penyedia teknologi keuangan digital bersepakat untuk mendorong peningkatan transaksi digital di pusat perbelanjaan. Langkah ini diyakini dapat membuat operasional bisnis menjadi lebih efisien dan aman.

Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, mengamati adanya peningkatan signifikan dalam penggunaan transaksi digital, khususnya melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang semakin meluas di pusat perbelanjaan. Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa penggunaan QRIS meningkat hingga 226,54 persen.

“Transaksi digital menjadikan aktivitas usaha semakin efisien dan lebih aman,” ujar Alphonzus pada Senin, 5 Agustus 2024. APPBI menyambut baik kehadiran transaksi digital dan berkomitmen untuk mendukung serta berpartisipasi aktif dalam pertumbuhannya, terutama di pusat perbelanjaan. Selain itu, APPBI mendorong semua pemangku kepentingan untuk mengadopsi transaksi digital guna meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam bertransaksi.

Perubahan gaya hidup yang kini didominasi oleh konsep digital, terutama di kalangan generasi muda, menjadi salah satu pendorong utama adopsi transaksi digital. Berdasarkan data BI, jumlah pengguna QRIS telah mencapai 50,50 juta dengan 32,71 juta merchant yang telah bergabung. Selain di sektor ritel, transaksi digital juga diterapkan dalam sistem parkir di banyak pusat perbelanjaan. “Mayoritas pusat perbelanjaan saat ini telah menerapkan sistem parkir digital,” tambah Alphonzus.

Sejalan dengan itu, Indra, Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), menyatakan bahwa QRIS telah memiliki standar nasional yang mengacu pada fitur keamanan internasional. “Dari sisi keamanan, ini memberikan jaminan untuk menghindari adanya penipuan. Namun, pengawasan ini menjadi tanggung jawab bersama, baik penyedia maupun pengguna,” jelas Indra.

Indra juga menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi terkait keamanan transaksi QRIS kepada para merchant. Sebagai contoh, TDC melalui produk Posku Lite memberikan pendampingan literasi keuangan, seminar, dan workshop pemasaran digital kepada komunitas UMKM. Kerja sama dengan komunitas seperti Tamado Group di Sumatera dan Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP) Banten Bersama serta ABC Esport di Banten merupakan bagian dari upaya mendukung Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia pada 2014.

Indra juga menyarankan agar perusahaan yang menyediakan pendampingan dan konsultasi keuangan digital memiliki sertifikasi seperti ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang Sistem Keamanan Informasi. “Implementasi standar ini memastikan respons cepat terhadap masukan dari pengguna dan melindungi dari kemungkinan kebocoran data,” tutupnya.

Baca Selengkapnya:

Share:

wpChatIcon
wpChatIcon